Kabut Bromo
Gunung Bromo dan Taman Nasional Tengger Semeru
yang menjadi perbatasan 4 kabupaten di Jawa Timur, yaitu : Malang,
Probolinngo, Pasuruan dan Lumajang adalah salah satu surga fotografi
lansekap di Indonesia, dijamin deh foto-foto disana hasilnya gak akan
jelek :D , terutama saat matahari terbit, baik dari Gunung Penanjakan,
Cemoro Lawang maupun dari Gunung Batok.
Setahun sekali suku Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo
bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo
utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada
tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14
atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Rute yang bisa kita tempuh (Berdasarkan pengalaman, saya urutkan dari rute yang paling sering dilewati adalah):
1. Dari Probolinggo,
Dari Surabaya (Terminal Bungurasih) kearah Prolinggo (Terminal Bayu
angga) naik bis kecil menuju Cemoro Lawang, desa terakhir sebelum Bromo
(foto satelit dibawah pada titik A) setelah dari Cemoro Lawang tinggal
sekitar 6 km menuju kaldera gunung Bromo anda bisa memilih
jalan kaki, naik jeep off-road kalau dengan keluarga, naik motor, atau berkuda kalau tidak kuat jalan.
Kelebihan jalur ini adalah anda relatif tidak berjalan kaki terlalu
jauh, dekat dengan akomodasi dan sekaligus anda bisa mengunjungi air
terjun Madakaripura. Rute ini juga dapat menjadi satu paket wisata bila
anda dari atau menuju pulau Bali.
2. Dari Tosari-Pasuruan,
Dari Surabaya menuju Pasuruan terus kearah Tosari,
Dari Tosari yang merupakan salah satu kecamatan tertinggi di pulau Jawa
anda bisa melanjutkan menuju Penanjakan (foto satelit dibawah pada
titik B). Dari Penanjakan seluruh lautan pasir kelihatan, sepertinya
titik ini adalah tempat terbaik untuk memotret, terutama saat matahari
terbit atau pagi hari saat golden time.
3. Purwodadi atau Lawang-Malang,
Dari Surabaya kearah Malang turun di pertigaan Kebun Raya Purwodadi
belok kiri kearah Kecamatan Tutur (Nongkojajar), atau kalau ingin
menambah perbekalan dulu, gak ada salahnya turun di Lawang. dari Lawang
juga ada angkutan yang menuju Tutur (Nongkojajar).
Sepertinya rute ini paling asyik untuk backpacker yang dananya relatif
kecil, kalau anda punya rencana jalan kaki (hiking), jalan malam hari
sambil melihat indah kerlip bintang atau bahkan bintang jatuh (bahkan
tak jarang terlihat komet)
memakai kendaraan roda dua, disini anda bisa mampir dulu di agrowisata
Apel Sugro kemudian jalan pas senja, melewati hutan. Kalau toh anda
tidak mau melewati hutan sebaiknya anda terus menuju ke Tosari dan
menuju ke Penanjakan, tetapi anda dapat juga memotong kompas menembus
hutan dan berakhir tepat dibawah lereng Penanjanakan (foto satelit
dibawah pada B).
Bila anda berangkat malam hari dari Tutur tiba ditempat ini kurang lebih 4 jam jalan kaki.
Kelebihan jalur ini adalah, anda bisa bisa mampir dulu ke Taman Safari Prigen atau satu paket dengan wisata di Malang.
4. Tumpang-Malang, disebut juga rute pendaki karena menjadi rute menuju Gunung Mahameru.
Dari Malang Menuju ke Tumpang terus dari sini jalan kaki atau naik jeep
off-road menuju Ranu Pane/Ranu Gumbolo kearah gunung dan berjalan kaki
berakhir di Oro-oro Ombo (foto satelit dibawah pada titik C)
So, Kapan anda kesana? Berani ke Bromo saat musim hujan?
ayo nikmati sensasi kabut bromo....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar